3.18.2009

Belajar sambil Jalan-jalan yuk!



Kalimantan sangat terkenal dengan lahan basahnya yang mempunyai banyak potensi alam dan masih belum seluruhnya tergali. Lahan basah itulah yang menjadikan ciri khas dari Kalimantan. Karena dihuni oleh berbagai macam jenis ekosistem sesuai dengan tempat hidupnya.

Sabtu kemarin, tanggal 15 maret 2009 saya dan teman-teman pergi ke desa Tungkaran, Kecamatan Martapura Timur, Kalimantan Selatan untuk mengadakan survey lapangan pengenalan lingkungan lahan basah. Harapannya sih agar dapat lebih memahami lagi tentang apa itu Lahan basah (Wet Land) dan apa saja yang ada disana. Dengan berbekal titik koordinat yaitu 3 37' 22.8” Lintang Selatan dan 114 42' 09.2” Bujur Timur, untuk menuju ke tempat tersebut digunakan kendaraan bermotor. Karena ketidaktahuan kami mengenai lokasi yang dimaksud, kami harus menyisir irigasi Martapura dan melewati jalan yang berbatu-batu. Tapi pulangnya kami mencoba lewat jalan lain yang ternyata sangat dekat untuk mencapai kota Martapura dan mulus cuyy... asik asik... (kenapa pas pertama ga lewat sini aja fuihhh...).



Setelah mencapai koordinat tempat tersebut, saya sempat terkesima sebab ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, yaitu rawa yang becek dan agak rimbun. Ternyata malah kebalikannya, lokasi yang kami datangi ternyata merupakan hamparan rawa yang luaaaaaaasss sekali dan hampir seluruh permukaan airnya ditutupi oleh eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan kayapu (Lemnaciae sp.). Keberadaannya menandakan bahwa air mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium. Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat. Memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb. Air didaerah tersebut jernih namun agak berbau. Hal ini mungkin karena ulah masyarakat yang membuang sampah sembarangan, airnya jadi tercemar deh...

Ditengah lahan basah ada sebuah jalan yang digunakan masyarakat sebagai jalan pintas Banjarbaru-Martapura. Dipinggir jalan dimanfaatkan penduduk untuk memacak (istilah bahasa banjar untuk mempersiapkan benih padi agar siap tanam). Masyarakat sekitar juga menjadikan tempat tersebut sebagai area memancing sebab menurut salah seorang warga yang sedang memancing yang sempat saya tanyai, di daerah tersebut banyak terdapat ikan, seperti Haruan, Papuyu, dan Sapat siam. Ikan-ikan tersebut merupakan sumber nutrisi, terutama protein. Ikan haruan (Ophiocephalus striatus atau Channa striatus) mengandung obat penyembuh luka dan amat ampuh untuk pemulihan kesehatan luka bagi ibu sehabis bersalin. di dalam haruan mengandung semua asam amino esensial dan asam lemak unik yang mampu mempercepat penyembuhan luka. Baik luka pascaoperasi maupun luka bakar. Bahkan, di daerah pedesaan, anak laki-laki pasca dikhitan selalu dianjurkan mengonsumsi ikan haruan agar penyembuhan lebih cepat. Caranya, daging ikan tersebut dikukus atau di-steam sehingga memperoleh filtrate, yang dijadikan menu ekstra bagi penderita luka..Ikan ini merupakan sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin). Pemberian menu ekstrak filtrat ikan gabus tersebut berkorelasi positif dengan peningkatan kadar albumin plasma dan penyembuhan luka pascaoperasi. Selain jenis ikan ada juga hewan lain seperti belut dan bekicot. Belut adalah sumber nutrien yang mengandung protein tinggi. Sedangkan bekicot , baik lendir maupun zat getah bening yang mengalir dalam tubuhnya mempunyai aktivitas penggumpalan serta pembasmian bakteri dan benda asing. Mungkin komponen itu yang berfungsi sebagai obat penutup luka.

Setelah berbicara tentang hewan, kini saya akan menjelaskan tentang tanaman di daerah tersebut yang menyimpan banyak sekali khasiat dalam bidang pengobatan. Diantaranya adalah teratai, kangkung, kelakai, paku-pakuan, purun tikus, jambu-biji. Namun, ada juga pohon dengan buah berwarna kuning kecoklatan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya dan kemungkinan pada tumbuhan tersebut bisa saja mengandung suatu zat kimia yang dapat digunakan sebagai obat (hmm... perlu di teliti nih).

* Hampir semua bagian tanaman teratai ( Nymphaea sp ) bisa digunakan sebagai bahan pangan karena mengandung protein. Daun teratai bermanfaat untuk menurunkan panas, sakit kepala, diuretik (peluruh air seni), hingga sebagai astringen untuk penyakit diare kronik. Jika daun dibakar (abunya) dapat menghentikan pendarahan pada paru-paru hidung dan rahim karena efek homeostatic yang dimiliki. Efek sedatif (menenangkan) yang dimiliki juga berguna sebagai obat insomnia dan palpitasi (detak jantung cepat). Aroma teratai dipercaya memiliki kekuatan yang dapat meningkatkan vitalitas dan mempunyai efek menenangkan. Bunga (benang sari dan putik) teratai sebagai bahan baku masker untuk menghaluskan kulit wajah.


* Kangkung (Ipomoea reptans), disamping enak rasanya ternyata memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol. Kangkung bersifat, antiracun, antiradang, peluruh kencing, menghentikan perdarahan, sedatif (obat tidur). Kangkung juga besifat menyejukkan dan menenangkan.




* Buah jambu biji (Guava psidium guanjava linn) mengandung zat gizi dan fitonutrein :

1. vitamin C ( 9 kali lebih banyak dari buah jeruk )

2. mineral besi, potasium/kalium, kalsium dan fosfor.

3. pektin dan tanin

4. serat

sehingga bermanfaat untuk:

1. memperlancar pencernaan dan mencegah konstipasi.

2. sebagai antioksidan dan antikanker

3. mencegah dan mengobati sariawan

4. meningkatkan trombosit

5. menurunkan kadar kolesterol.


No comments:

Post a Comment